Di kota-kota yang ruang publiknya dirancang dengan pendekatan manusiawi, seperti Kopenhagen atau Melbourne, terlihat jelas bagaimana warga merasa lebih leluasa untuk melambat, berkegiatan tanpa
Riset dari University of Michigan (2010) menunjukkan bahwa berjalan selama 15 menit di lingkungan alami, seperti taman atau hutan kota, mampu meningkatkan vitalitas dan
Slow living berakar dari gerakan “slow food” yang muncul di Italia pada akhir 1980-an sebagai bentuk perlawanan terhadap makanan cepat saji. Kini, konsep tersebut
Ia merasa beruntung bisa bergabung di kebun bibit ini. Selain fisiknya yang tetap terjaga karena terus beraktivitas, ia juga merasa hidupnya lebih bermakna karena
TENTANGPUAN.com – Tak sekadar mengejar kemenangan, Fahrunisa Potabuga, guru di SDN 1 Kotamobagu, menekankan pentingnya membangun mentalitas anak sejak dini melalui partisipasi aktif dalam
TENTANGPUAN.com – Winda Mohi, (31), seorang guru di SMP Negeri SATAP Apado, Kabupaten Bolaang Mongondow (Bolmong), menunjukkan dedikasi luar biasa dalam mengajar anak-anak di
TENTANGPUAN.com – Psikolog Mardiah Makapedua menanggapi kasus viral di media sosial terkait seorang guru yang menampar siswa di Kotamobagu. Menurutnya, anak yang menjadi korban
Kebun kakao ini bukan sekadar tempat kerja. Ia adalah simbol kemandirian perempuan, ruang aman untuk tumbuh, dan titik terang bagi mereka yang ingin merdeka secara ekonomi. Di bawah kepemimpinan Sisil, tanah kembali berdaya, dan perempuan kembali percaya bahwa usia, latar
Di kota-kota yang ruang publiknya dirancang dengan pendekatan manusiawi, seperti Kopenhagen atau Melbourne, terlihat jelas bagaimana warga merasa lebih leluasa untuk melambat, berkegiatan tanpa
Riset dari University of Michigan (2010) menunjukkan bahwa berjalan selama 15 menit di lingkungan alami, seperti taman atau hutan kota, mampu meningkatkan vitalitas dan
Slow living berakar dari gerakan “slow food” yang muncul di Italia pada akhir 1980-an sebagai bentuk perlawanan terhadap makanan cepat saji. Kini, konsep tersebut
Ia merasa beruntung bisa bergabung di kebun bibit ini. Selain fisiknya yang tetap terjaga karena terus beraktivitas, ia juga merasa hidupnya lebih bermakna karena
Kebun kakao ini bukan sekadar tempat kerja. Ia adalah simbol kemandirian perempuan, ruang aman untuk tumbuh, dan titik terang bagi mereka yang ingin merdeka